Obat Baru Tuberkulosis Bakal Segera Hadir
30 Maret 2013
KOMPAS.com – Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui pengembangan bedaquiline
sebagai obat baru untuk mengatasi tuberkulosis (TB). Bedaquiline adalah
satu-satunya obat TB terbaru yang dikembangkan dalam lebih dari 50
tahun terakhir.
Resistensi terhadap obat-obatan TB telah menjadi salah satu isu
kesehatan global karena setiap tahunnya terdapat hampir 500.000 kasus TB
baru, dengan 150.000 angka kematian per tahun. Pengobatan TB yang
tersedia saat ini melibatkan upaya terapi selama 2 tahun dengan
menggunakan banyak kombinasi obat-obatan yang berpotensi menyebabkan
resistensi dan efek samping yang sangat serius seperti gangguan kejiwaan
dan pendengaran, dengan presentase kesembuhan sekitar 65 persen.
“Ini merupakan kabar yang menggembirakan, bahwa setelah lebih dari 50
tahun akhirnya ada upaya pengembangan sebuah obat baru untuk
memberantas TB serta juga akan bekerja lebih “halus” bagi pasien yang
mengalami resistensi obat-obatan TB yang saat ini dipakai. Obat ini
dapat membantu upaya memerangi angka kematian TB akibat resistensi
obat-obatan, serta meningkatkan kualitas kehidupan pasien yang saat ini
tidak hanya harus menjalani serangkaian pengobatan kompleks nan sangat
lama (2 tahun), namun juga menderita berbagai efek sampingan lainnya.
Obat baru ini harus diproduksi dengan harga yang terjangkau bagi
negara-negara berkembang dimana mayoritas penderita TB tinggal.” jelas
Dr. Grania Brigden, Penasehat Program TB Access Campaign Dokter Lintas
Batas (MSF) dalam siaran pers yang disampaikan kepada Kompas.com, Rabu (19/9/2012).
Janssen R&D, LLC, anak perusahaan Johnson & Johnson, telah
ditunjuk FDA untuk menangani aplikasi pengembangan obat baru bedaquilin.
Terdaftar dengan kode TMC207, obat ini diharapkan akan meningkatkan
upaya terpadu pengobatan penyakit paru-paru serta masalah resistensi
obat-obatan TB di kalangan orang dewasa, sebagai bagian dari terapi
kombinasi. Bedaquiline akan dikembangkan bagi para penderita TB yang
mengalami masalah resistensi obat-obatan TB. Persetujuan final FDA
terhadap bedaquiline ini diharapkan bisa tercapai dalam 6 bulan ke
depan.
Upaya pengembangan obat-obatan baru TBC dalam kurun waktu lebih dari
50 tahun terakhir ini juga sangat minim, dengan hanya mengandalkan dua
obat anti resistensi masih dalam penelitian. Bedaquilin, salah satunya,
yang sebelumnya dikenal dengan nama TMC-207, telah diusulkan oleh
perusahaan farmasi Janssen/Johnson&Johnson kepada FDA, serta
delaminid (dulunya dikenal dengan nama OPC-67683), yang dimasukan oleh
sebuah perusahaan farmasi Jepang Otsuka kepada European Medicines Agency
untuk disetujui.
Kabar gembira ini masih membutuhkan banyak penelitian manyangkut cara
memadukannya kedalam rejimen pengobatan yang ada saat ini demi mencegah
resistensi obat TBC. Bedaquiline saja tidak akan bisa menyembuhkan
TBC, sehingga memerlukan campuran atau “cocktail” dari sejumlah
obat-obatan lain yang saat ini sedang dipakai untuk membasmi mycobacterium TBC.
FDA secara berkala memberikan prioritas peninjauan terhadap
obat-obatan penting untuk penyakit-penyakit yang opsi terapinya belum
tersedia atau masih sangat minim. Prioritas peninjauan ini bermanfaat
menawarkan opsi pengobatan dan medikasi alternatif.Bedaquiline merupakan
sejenis diarylquinoline yang ditemukan oleh para ilmuwan di perusahaan Janssen.
Pemberian prioritas peninjauan oleh Badan Pengawas Makanan dan
Obat-Obatan Amerika Serikat ini merupakan pengakuan terhadap rendahnya
hasil penanganan TBC oleh rejim obat-obatan yang ada saat ini, yang
telah berkembang lebih rumit sejak munculnya banyak kasus resistensi
obat-obatan TBC. Sejauh ini, belum bisa dipastikan sejauhmana kemanjuran
bedaquilin dalam upaya memperkuat dan memperbaiki rejimen obat-obatan
TBC yang dipakai saat ini. Walaupun peran bedaquilin telah
teridentifikasi, masih dibutuhkan penelitian guna memastikan cara
terbaik penggunaan obat ini demi mencegah munculnya kasus-kasus
resistensi obat-obatan TBC dalam penanganan penyakit menular ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar